Permasalahan Status Sosial dalam Novel Canting Karya Arswendo Atmowiloto dan Jalan Menikung Karya Umar Kayam: Suatu Karya Intertekstual

Sofi, Purnamasari and Hasnul, Fikri and Syofiani, Syofiani (2018) Permasalahan Status Sosial dalam Novel Canting Karya Arswendo Atmowiloto dan Jalan Menikung Karya Umar Kayam: Suatu Karya Intertekstual. Diploma thesis, Universitas Bung Hatta.

[img] Text
COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
SKRIPSI.PDF
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) unsur utama yang meliputi tema, penokohan, latar, dan plot, (2) status sosial, dan (3) hubungan intertekstual antara novel Canting dan novel Jalan Menikung. Teori yang dijadikan acuan dalam penelitian adalah teori status sosial dalam kebudayaan Jawa yang dikemukakan oleh Franz Magnis Suseno (1984) dan kajian intertekstual oleh Rokhmansyah (2014). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kulitatif dengan metode deskriptif. Data penelitian adalah berupa kata, kalimat, ungkapan yang berkaitan dengan status sosial dalam novel Canting karya Arswendo Atmowiloto (2013) dan Jalan Menikung karya Umar Kayam (2000). Analisis data dilakukan dengan cara: (1) mencatat data yangdiperoleh dalam bentuk uraian secara rinci, (2) mengelompokkan data yang sudah terkumpul dalam beberapa bagian sesuai dengan jenis permasalahannya, (3) penarikan kesimpulan. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, ditemukan hal-hal sebagai berikut. Pertama, unsur intrinsik berupa (a) tema novel Canting dan Jalan Menikung memiliki kesamaan yaitu status sosial dalam kebudayaan Jawa, (b) tokoh utama novel Canting adalah Pak Bei dan Ni, sedangkan tokoh utama novel Jalan Menikung adalah Eko, (c) novel Canting menggunakan latar waktusebelum dan sesudah masa kemerdekaan, latar tempat di Ndalem Ngabean, latar suasana sedih, bahagia, menegangkan, mencengangkan, menakutkan dan romantis, sedangkan novel Jalan Menikung menggambarkan latar waktu masa kemerdekaan dan sesudah kemerdekaan,latar tempat, yaitu Wanagalih, Wanalawa, Magelang, New York, latar suasana sedih, bahagia, emosi, mencengangkan, dan menegangkan, (d) alur yang terdapat dalam novel Canting dan Jalan Menikung yaitu alur campuran. Kedua, dari status sosial tokoh-tokoh dalam kedua novel terdiri atas status priyayi dan status wong cilik, namun cara memperoleh status sosial dalam novel Canting berdasarkan perkawinan atau keturunan dan perjuangan, sedangkan dalam novel Jalan Menikung berdasarkan perkawinan atau keturunan, perjuangan, dan pemberian masyarakat. Ketiga, terdapat hubungan intertekstual yaitu novel Jalan Menikung menentang status sosial yang diceritakan dalam novel Canting. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa novel Canting menjadi karya hipogram sedangkan novel Jalan Menikungmenjadi karya transformasi. Umar Kayam dalam novel Jalan Menikung mentransformasi penyalinan tema, perluasan latar tempat, melanjutkan latar waktu, penyalinan latar suasana, meneruskan tadisi alur campuran, dan pertentangan cara memperoleh status sosial karyanya terhadap karya Arswendo Atmowiloto dalam novel Canting. Kata Kunci:novel Canting, novel Jalan Menikung, status sosial, kajian intertekstual

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: Erlya Wahyuni
Date Deposited: 31 Mar 2023 07:43
Last Modified: 31 Mar 2023 07:43
URI: http://repo.bunghatta.ac.id/id/eprint/12987

Actions (login required)

View Item View Item