Campur Kode Masyarakat Multi Bahasa di Desa Lunang Kecamatan Lunang Silaut

Eka, Rohadi and Syofiani, Syofiani and Romi, Isnanda (2018) Campur Kode Masyarakat Multi Bahasa di Desa Lunang Kecamatan Lunang Silaut. Diploma thesis, Universitas Bung Hatta.

[img] Text
COVER.pdf

Download (531kB)
[img] Text
SKRIPSI.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (782kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis campur kode dan penyebab terjadinya campur kode di desa Lunang Kecamatan Lunang Silaut Kabupetan Pesisir Selatan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah campur kode yang dikemukakan oleh Chaer dan Agustina (2010). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat Lunang Silaut dan datanya berupa tuturan 4 keluarga pada masyarakat Lunang Silaut yang mengandung unsur campur kode. Data dikumpulkan dengan cara merekam tuturan masyarakat Lunang Silaut menggunakan alat perekam suara. Dari penelitian ini, ditemukan jenis campur kode yaitu campur kode ke dalam (mencampur bahasa ke dalam bahasa daerah) dan campur kode ke luar (mencampur bahasa ke bahasa asing). Bentuk campur kode ke dalam yang ditemukan sebanyak 57 data, seperti tuturan Sugeng yang mengatakan “Malah ora nana sing apik film e”, dan bentuk campur kode ke luar yang ditemukan sebanyak 1 data, yaitu tuturan Taufik yang mengatakan “Boy, besok malam latihan band!”. Penyebab terjadinya campur kode pada penelitian ini karena (1) identifikasi peranan (penutur tersebut ingin menunjukkan peran dalam tuturannya), seperti tuturan Bu Daryuni sebagai sorang ibu yang mengatakan “Kan mending mie rebus olih rong ewu setengah, sebungkus mie ayam berapa? 12 ribu”,(2) identifikasi ragam (penutur tersebut ingin menunjukkan status sosial dan pendidikan dalam tuturannya), seperti tuturan Taufik yang mengatakan “Boy, besok malam latihan band”, Taufik ingin menunjukkan bahwa dia adalah orang yang berpengetahuan luas dan berpendidikan dengan mengucapkan kata Boy, dan (3) keinginan untuk menjelaskan dan menafsirkan seperti tuturan Sugeng yang mengatakan “Belum, gawek ke lah”, dia ingin menjelaskan dan menafsirkan bahwa dia belum minum kopi dan minta dibuatkan. Jadi, dalam berkomunikasi sehari-hari masyarakat di Lunang Silaut sering menggunakan campur kode dikarenakan adanya ragam bahasa di Desa tersebut. Kata kunci: campur kode, jenis campur kode, penyebab terjadinya campur kode.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Bahasa Indonesia
Depositing User: Erlya Wahyuni
Date Deposited: 12 Jul 2023 04:42
Last Modified: 12 Jul 2023 04:42
URI: http://repo.bunghatta.ac.id/id/eprint/14075

Actions (login required)

View Item View Item