ANALISIS MORFOMETRIK PENYU BELIMBING (Dermochelys coriacea) DAN KESESUAIAN HABITAT PENELURAN DI PANTAI BUGGEI SIATA DESA BETUMONGA, KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

NELA ABDIKA, ZAMRI and Harfiandri, Damanhuri and Suparno, Suparno (2024) ANALISIS MORFOMETRIK PENYU BELIMBING (Dermochelys coriacea) DAN KESESUAIAN HABITAT PENELURAN DI PANTAI BUGGEI SIATA DESA BETUMONGA, KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI. Masters thesis, Universitas Bung Hatta.

[img] Text
COVER - BAB I NELA.pdf

Download (695kB)
[img] Text
BA V- DAFTAR PUSTAKA NELA.pdf

Download (322kB)
[img] Text
Nela Abdika Zamri.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Morfometrik merupakan salah cara untuk melihat perbedaan yang terdapat pada invidu atau populasi yang dapat digunakan dalam kegiatan identifikasi. Kajian morfometrik penyu belimbing (Dermochelys coriacea) dan kesesuaian habitat peneluran di dilakukan dengan tujuan melihat faktor yang memengaruhi tingkat penetasan, korelasi parsial dan pengaruh simultan antara jumlah telur, diameter telur dan lama waktu inkubasi terhadap morfometrik. Penelitian dilaksanakan di Pantai Buggei Siata, Desa Betumonga Kabupaten Kepulauan Mentawai pada Desember 2021-Juni 2022. Metode penelitian secara kuantitatif dengan analisis regresi linear berganda untuk melihat pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat. Hasil penelitian memperoleh tukik terbesar dengan Panjang Karapas (PKs) 69,61 mm, Lebar Karapas (LKs); 40,38 mm, Panjang Kepala (PK); 34,46 mm, Lebar Kepala (LK); 23,16 mm, dan Panjang Leher (PL); 13,60 mm, Panjang Lengan Depan (PLD); 86,32 mm, Panjang Lengan Belakang (PLB); 34,12 mm dan bobot; 42,00 gram. Sedangkan tukik terkecil memiliki Panjang Karapas (PKs) 39,62 mm , Lebar Karapas (LKs); 39,51 mm, Panjang Kepala (PK); 19,61 mm, Lebar Kepala (LK); 13,18 mm, dan Panjang Leher (PL); 7,74 mm, Panjang Lengan Depan (PLD); 49,13 mm, Panjang Lengan Belakang (PLB); 19,43 mm dengan bobot 39 gram. Hasil analisis korelasi menunjukan bahwa jumlah telur dalam sarang tidak memiliki korelasi dengan morfometrik, sebaliknya diameter telur berkorelasi kuat dengan panjang kerapas; berkorelasi sempurna dengan lebar kerapas dan berkorelasi sedang dengan bobot tukik dengan nilai pearson correlation (R) sebesar 0,74, dan 0,88 dan 0,55. Begitu juga dengan lama masa inkubasi berkorelasi kuat dengan panjang dan lebar kerapas; serta berkorelasi sempurna dengan bobot tukik dengan nilai R berturut-turut sebesar 0,79 dan 0,65 dan 0,83. Selanjutnya Uji statistik regresi linear berganda dilakukan untuk melihat pengaruh secara simultan variabel bebas jumlah telur (X1) dimater telur (X2) dan lama masa inkubasi (X3) terhadap variabel terikat. Dengan tingkat kepercayaan 95%,

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions: Program Pascasarjana > Sumberdaya Perikanan Pesisir dan Kelautan
Depositing User: SP2K Magister
Date Deposited: 22 Mar 2024 08:08
Last Modified: 22 Mar 2024 08:08
URI: http://repo.bunghatta.ac.id/id/eprint/19721

Actions (login required)

View Item View Item