UNGKAPAN LARANGAN RAKYAT DI KENAGARIAN LUBUK LAYANG KECAMATAN RAO SELATAN KABUPATEN PASAMAN

Neti, Fitreni and Yetty, Morelent and Dainur, Putri (2016) UNGKAPAN LARANGAN RAKYAT DI KENAGARIAN LUBUK LAYANG KECAMATAN RAO SELATAN KABUPATEN PASAMAN. Diploma thesis, Universitas Bung Hatta.

	Text 13. COVER.PDF Download (507kB)
	Text 13. SKRIPSI.PDF Restricted to Repository staff only Download (680kB)

Abstract

Penelitian dilatarbelakangi karena masih banyaknya masyarakat yang mempercayai ungkapan larangan yang tidak diketahui kebenarannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna ungkapan dan fungsi ungkapan larangan di Kenagarian Lubuk Layang Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman. Teori yang digunakan yaitu: Danandjaya (1991) dan Amir (2013) tentang Folklor Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara rekam dan catat. Data yang diperoleh kemudian ditranskripkan, diterjemahkan, diidentifikasi, dianalisis, dan disimpulkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga fungsi ungkapan larangan di Kenagarian Lubuk Layang Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman yaitu yang pertama fungsi melarang “urang sudah molahir ge ndo buliah disingguang kaki, beko bonten” . Yang kedua fungsi mendidik “jangen bopayuang ditongah rumah beko dibuyun lobah” dan yang ketiga fungsi mengingatkan “jangen mombaco di waktu magrib beko rabun mato wak”. Makna yang terdapat dalam ungkapan larangan ini merupakan makna simbolis. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ungkapan larangan yang digunakan pada umumnya berfungsi untuk mengatur tingkah laku seseorang dalam masyarakat. Kata Kunci : Ungkapan Larangan, Folklor.

Actions (login required)

View Item