Analisis Risiko Public Private Partnership (PPP) Dengan Pola Build Operate Transfer (Bot) Pada Jalan Bebas Hambatan (Studi Kasus Tol Padang Sicincin, Trans Sumatera)

Rafki, Friandha and WARDI, WARDI and Heldi, Heldi (2023) Analisis Risiko Public Private Partnership (PPP) Dengan Pola Build Operate Transfer (Bot) Pada Jalan Bebas Hambatan (Studi Kasus Tol Padang Sicincin, Trans Sumatera). Masters thesis, UNIVERSITAS BUNG HATTA.

[img] Text
1 COVER _ PENDAHULUAN.pdf

Download (1MB)
[img] Text
2 KESIMPULAN _ DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (367kB)
[img] Text
Full Tesis RAFKI FRIANDHA.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

ABSTRAK Pembangunan jalan tol pertama di Sumatera Barat ini ditandai dengan pencanangan dimulainya konstruksi Seksi I ruas Padang - Sicincin sepanjang 28 km oleh Presiden Joko Widodo pada 9 Februari 2018 di Kota Padang. Terdapat dua masalah pada proyek pembangunan jalan bebas hambatan sepanjang 250 Km ini Pertama ialah masalah pembiayaan Persoalan kedua adalah pembebasan lahan. Lasarus mengatakan ada dua kemungkinan lahan di sekitar proyek lambat dibebaskan. Selain karena belum adanya kesepakatan harga antara pemilik lahan dan pemerintah dan persoalan pembebasan lahan dapat terjadi karena kurangnya dana pemerintah. Oleh sebab itu penulis tertarik melakukan penelitian mengenai Analisis Risiko Public private partnership (PPP) dengan Pola Build Operate Transfer (BOT) pada Jalan Bebas Hambatan. Responden dalam penelitian ini adalah orang yang terlibat dalam proyek jalan tol Padang-Sicincing, trans Sumatera. Dalam penelitian ini terdapat 5 faktor dominan yaitu: yaitu resiko politik, pembiayaan, pengoperasian, konstruksi dan resiko bisnis. melalui hasil Uji KMO, validitas dan reabilitas diperoleh hasil semua variabel valid dan reliabel selanjutnya untuk mencapai tujuan kedua ini yaitu mengetahui faktor yang paling dominan terhadap proses pola kerjasama BOT pada jalan bebas hambatan, Tol Padang Sicincin, Trans Sumatera adalah faktor operasion dengan nilai rata-rata 3,1372. Adapun faktor tersebut berkaitan dengan keterlambatan persetujuan proyek dan isin, kurangnya infrastruktur dan biaya konstruksi. Kemudian sesuai dengan tujuan ketiga yaitu menentukan alternatif yang dapat dilakukan untuk risiko yang masuk dalam kategori dominan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang terkait untuk mengatasi konsekuensi negatif yang terjadi dalam pembangunan jalan tol adalah faktor pengoperasian yaitu keterlambatan persetujuan proyek dan izin, kurangnya infrastruktur dan biaya konstruksi. Untuk mengatasi masalah ini maka perlu kegiatan controlling berupa komunikasi dan koordinasi yang baik antar pihak yang terlibat. Kata Kunci : Analisis Risiko, Public private partnership, Build Operate Transfer, POAC

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Program Pascasarjana > Magister Teknik Sipil
Depositing User: Teknik Sipil Magister
Date Deposited: 10 Mar 2023 02:10
Last Modified: 10 Mar 2023 02:10
URI: http://repo.bunghatta.ac.id/id/eprint/12316

Actions (login required)

View Item View Item