TINDAK TUTUR DAN PERSPEKTIF STEREOTIP GENDER DALAM PANTUN-PANTUN MELAYU KUNO

Elysa, Elvania and Yetty, Morelent and Syofiani, Syofiani (2023) TINDAK TUTUR DAN PERSPEKTIF STEREOTIP GENDER DALAM PANTUN-PANTUN MELAYU KUNO. Masters thesis, Universitas Bung Hatta.

	Text FILE 1 TESIS.pdf Download (437kB)
	Text FILE 2 TESIS.pdf Download (297kB)
	Text FILE 3 TESIS FULL TEXT.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK Elysa Elvania. Tindak Tutur dan Perspektif Stereotip Gender dalam Pantun Melayu Kuno. Tesis. Program Studi Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Bung Hatta, 2023. Pantun merupakan suatu karya sastra yang didalamnya berisikan tentang aspek-aspek yang berkenaan dengan kehidupan tidak terkecuali tindak tutur dan pandangan, asumsi serta penilaian antar gender yang juga termasuk dalam perspektif stereotip gender. Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur serta mengetahui bagaimana analisis perspektif stereotip gender yang terdapat dalam pantun Melayu kuno karya Haji Ibrahim. Subjek penelitian ini ialah pantun muda mudi dalam pantun Melayu kuno karya Haji Ibrahim. Objek yang diteliti ialah tindak tutur dan perspektif stereotip gender dalam pantun Melayu kuno karya Haji Ibrahim. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini ialah hakikat pragmatik (Yule, 2006), tindak tutur (Tarigan, 2009) dan kajian gender (Rilla, 2020). Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Instrument yang digunakan ialah data berupa pantun yang dimuat dalam bentuk media tabel yang didalamnya terdapat jenis tindak tutur, gender dan perspektif stereotip gender. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian ditemukan : (1) terdapat lima tindak tutur yang terdapat dalam pantun-pantun Melayu kuno karya Haji Ibrahim yakni asertif, direktif, komisif, ekspresif dan deklaratif yang dituturkan oleh laki-laki dan perempuan; (2) pada perspektif gender ditemukan dua jenis stereotip yakni autostereotip dan heterostereotip. Pada gender laki-laki terdapat 23 heterostereotip negatif dan 2 heterostereotip positif serta 2 autostereotip positif dan 3 autostereotip negatif; (3) dalam perspektif perempuan terdapat 3 heterostereotip positif dan 6 autostereotip positif; (4) Perbandingan tindak tutur dan perspektif stereotip gender ditemukan bahwa perempuan memiliki kecenderungan untuk melakukan tuturan meminta dan berpesan dibandingkan laki-laki yang cenderung banyak melakukan tuturan menawarkan dan memberikan pujian. Pengidentifikasian gender melalui simbol-simbol alam seperti bunga, kumbang, dan rembulan dapat dijumpai dalam pantun sebagai wujud realisasi filsafah yang bersumber dari alam. Pada perspektif stereotip gender laki-laki diibaratkan sebagai seorang yang tidak dapat menepati janji dan tidak dapat setia pada satu pasangan sehingga mendapatkan banyak heterostereotip negatif dari perempuan. Sedangkan perempuan dalam pantun tersebut digambarkan sebagai seorang yang banyak melakukan penilaian bagi dirinya yang selalu merasa dikhianati dan ditinggalkan oleh laki-laki. Banyaknya perspektif stereotip negatif yang dilakukan oleh perempuan kepada laki-laki menunjukkan adanya deskriminasi terhadap gender laki-laki. Dalam kehidupan nyata fenomena-fenomena diskriminasi tersebut sering erjadi tidak hanya dilakukan oleh laki-laki, tetapi perempuan juga menjadi salah satu gender yang aktif melakukan deskriminasi tersebut baik kepada gendernya sendiri atau kepada gender yang lain. Sebagian besar penilaian tersebut merupakan wujud dari emosional, kekhawatiran dan harapan yang terjadi antar gender satu dengan gender lainnya. Hal ini juga didasari atas lingkungan, sifat dan sikap masyarakat setempat, serta kebiasaan yang terjadi sehingga menimbulkan stereotip kepada masing-masing gender. Kata Kunci: pantun, tindak tutur, perspektif stereotip gender.

Actions (login required)

View Item