PERAN AYAH DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE DAN NOVEL SABTU BERSAMA BAPAK KARYA ADHITYA MULYA: KAJIAN INTERTEKSTUAL

Yuslianti, Yuslianti and Hasnul, Fikri and Romi, Isnanda (2018) PERAN AYAH DALAM NOVEL AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG KARYA TERE LIYE DAN NOVEL SABTU BERSAMA BAPAK KARYA ADHITYA MULYA: KAJIAN INTERTEKSTUAL. Diploma thesis, Universitas Bung Hatta.

	Text COVER- PENDAHULUAN.pdf Download (1MB)
	Text SKRIPSI YUSLIANTI.PDF Restricted to Repository staff only Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) unsur intrinsik yang meliputi tema, penokohan, latar, dan alur, (2) peran ayah, (3) hubungan intertekstual antara novel Ayahku (Bukan) Pembohong dan novel Sabtu Bersama Bapak. Teori yang dijadikan acuan dalam penelitian adalah pendapat tentang peran ayah dalam keluarga dikemukakan oleh Singgih Gunarsa (1991) dan kajian intertekstual oleh Nurgiyantoro (2010). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Data penelitian adalah berupa kata, kalimat, ungkapan yang berkaitan dengan peran ayah dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye (2011) dan Sabtu Bersama Bapak karya Adhitya Mulya (2014). Analisis data dilakukan dengan cara: (1) mengklasifikasikan data, (2) mendeskripsikan peran ayah, (3) menginterpretasikan hubungan intertekstual, dan (4) penarikan kesimpulan. Berdasarkan analisis data dan pembahasan, ditemukan hal-hal sebagai berikut. Pertama, dari segi unsur intrinsik novel Ayahku (Bukan) Pembohong berupa (a) tema adalah tentang keserderhanaan hidup (kesederhanaan yang diinginkan oleh seorang ayah terhadap anaknya), (b) alur, campuran, (c) latar waktu, tidak dihubungkan dengan latar sejarah, latar tempat yaitu tidak dijelaskan secara geografis, latar suasana yang dominan sedih, gembira, tegang, (d) tokoh utama adalah Dam dan Ayah. Unsur intrinsik novel Sabtu Bersama Bapak berupa (a) tema adalah tentang kekeluargaan atau secara lebih sempitnya yaitu pola asuh yang baik terhadap anak, (b) alur, campuran, (c) latar waktu, dijelaskan secara spesifik, latar tempat dapat dikaitkan geografis, spesifik, latar suasana yang dominan sedih, senang, tegang, dan marah (d) tokoh utama adalah Gunawan, Itje, Cakra, Dan Satya. Kedua, peran ayah dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong meliputi: (1) memberi rasa aman digambarkan oleh tokoh Ayah yang selalu memberi keakraban dan kemesraan terhadap istrinya, selalu menciptakan suasana yang menyenangkan, (2) mendidik anak yaitu dapat dilihat dari sikap ayah yang mendidik Dam melalui cerita sehingga Dam bersemangat dan lebih baik, (3) pelindung keluarga digambarkan oleh sikap ayah sebagai orang tua berusaha memberikan kasih sayang dan penhatian pada anaknya. Dalam novel Sabtu Bersama Bapak juga ditemukan tiga peran ayah meliputi: (1) memberi rasa aman digambarkan tokoh Gunawan yang selalu memberikan dukungan keakraban, pengertian, dan kemesraan terhadap istrinya, selalu menjaga suasana keluarga yang baik, (2) mendidik anak yaitu dapat dilihat dari sikap Gunawan yang mendidik anaknya melalui rekaman video untuk memberikan nasihat-nasihat dan pelajaran hidup kepada anaknya meskipun melalui rekaman video, (3) pelindung keluarga digambarkan oleh sikap Gunawan yang sudah menyiapkan sesuatu yang sangat cerdas untuk anak dan istrinya, meskipun ia divonis menderita penyakit kanker. Ketiga, terdapat hubungan intertekstual yaitu novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye dan Sabtu Bersama Bapak Adhitya Mulya. Novel yang membahas peran ayah telah lebih dulu ditulis oleh Tere Liye (2011) selanjutnya ditulis pula oleh Adhitya Mulya (2014), sehingga dapat disimpulkan bahwa novel Ayahku (Bukan) Pembohong menjadi hipogram sedangkan novel Sabtu Bersama Bapak yang menjadi karya transformasi. Kata Kunci : Novel Ayahku (Bukan) Pembohong, novel Sabtu Bersama Bapak, peran ayah, kajian intertekstual.

Actions (login required)

View Item