Fitri, Yumelia and Syofiani, Syofiani and Romi, Isnanda (2018) WARNA LOKAL MINANGKABAU DALAM NOVEL MENGURAI RINDU KARYA NANG SYAMSUDDIN. Diploma thesis, Universitas Bung Hatta.
Text
COVER.pdf Download (421kB) |
|
Text
SKRIPSI.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) warna lokal Minangkabau dalam sistem pelaksanaan perkawinan yang terdiri dari, pinang-meminang, batimbang tando, pernikahan (akad nikah), manjapuik marapulai, dan manjalang dalam novel Mengurai Rindu karya Nang Syamsuddin; (2) warna lokal Minangkabau dalam konsep kehidupan sosial budaya yang terdiri dari, individu dan masyarakat, harga diri, budaya malu, budi, rasa dan periksa dalam novel Mengurai Rindu karya Nang Syamsuddin. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori warna lokal yang dikemukakan Abrams (dalam Kusmarwanti, 2008), teori sistem pelaksanaan perkawinan Minangkabau yang dikemukakan Navis (1986), dan teori konsep-konsep kehidupan sosial budaya masyarakat Minangkabau yang dikemukakan Asri (2014). Jenis penelitian adalah kualitatif, metode deskriptif. Data dalam penelitian ini adalah berupa kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf yang menggambarkan warna lokal Minangkabau dalam novel Mengurai Rindu karya Nang Syamsuddin. Hasil analisis data ditemukan bahwa: (1) warna lokal Minangkabau dalam sistem pelaksanaan perkawinan novel Mengurai Rindu karya Nang Syamsuddin terdiri dari, pinang-meminang bahwa yang datang meminang adalah pihak keluarga perempuan, mamaklah yang bertugas menjadi pemimpin saat melakukan peminangan ditemukan sebanyak 3 data. Batimbang tando (pertunangan) yaitu adanya sanksi atau denda bagi yang memutuskan pertunangan, seperti membayar dua kali lipat tanda pertunangan tersebut ditemukan sebanyak 2 data. Pernikahan (akad nikah), adanya urusan jemput menjemput sebelum akad nikah, adanya kepercayaan bahwa hari Jumat merupakan hari yang terbaik untuk melaksanakan akad nikah, setelah akad nikah marapulai akan kembali ke rumah orang tuanya ditemukan sebanyak 7 data. Manjapuik marapulai, adanya syarat-syarat penjemputan marapulai, seperti membawa Roki (pakaian lengkap marapulai), sepasang sepatu, dan adanya pasumandan ditemukan sebanyak 9 data. Manjalang yaitu adanya tata cara dan tradisi penyiraman beras kunyit pada pengantin saat prosesi manjalang ditemukan sebanyak 4 data. (2) warna lokal Minangkabau dalam konsep kehidupan sosial budaya novel Mengurai Rindu karya Nang Syamsuddin terdiri dari, individu dan masyarakat bahwa adanya rasa kebersamaan antara individu dan masyarakat Minangkabau ditemukan sebanyak 6 data, konsep harga diri yaitu sikap mempertahankan harga diri dan tidak ingin dipandang rendah oleh orang lain ditemukan sebanyak 10 data. Budaya malu, adanya rasa malu bagi sesorang apabila tidak sesuai dengan adat atau kebiasaan yang berlaku ditemukan sebanyak 14 data. Budi yaitu adanya sikap balas budi, sikap menghormati, dan sikap saling membantu ditemukan sebanyak 10 data. Rasa dan periksa (raso pareso) yaitu sikap merasakan hal yang sama, yang memakai hukum” piciak jangek, sakik dek awak, sakik dek urang” dan sikap mempertimbangkan sesuatu sesuai dengan kepatutan atau kepantasan, yang memakai ukuran “alua jo patuik” ditemukan sebanyak 29 data. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa warna lokal Minangkabau yang terkandung dalam novel Mengurai Rindu karya Nang Syamsuddin meliputi sistem pelaksanaan perkawinan Minangkabau dan konsep-konsep kehidupan sosial budaya masyarakat Minangkabau merupakan sebuah kekhasan yang harus dipertahankan sebagai kearifan lokal. Kata Kunci: warna lokal, Minangkabau, novel Mengurai Rindu
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Bahasa Indonesia |
Depositing User: | Erlya Wahyuni |
Date Deposited: | 12 Jul 2023 04:06 |
Last Modified: | 12 Jul 2023 04:06 |
URI: | http://repo.bunghatta.ac.id/id/eprint/14068 |
Actions (login required)
View Item |