PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DAN NOVEL NAYLA KARYA DJENAR MAESA AYU SEBUAH KAJIAN INTERTEKSTUAL

DAYANA, BELIA PRATIWI (2021) PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DAN NOVEL NAYLA KARYA DJENAR MAESA AYU SEBUAH KAJIAN INTERTEKSTUAL. Diploma thesis, UNIVERSITAS BUNG HATTA.

	Text 3 DAYANA BELIA PRATIWI (1810018512006) COVER.pdf Download (102kB)
	Text 3 DAYANA BELIA PRATIWI (1810018512006) ABSTRAK.pdf Download (159kB)
	Text 3 DAYANA BELIA PRATIWI (1810018512006) BAB I.pdf Download (268kB)
	Text 3 DAYANA BELIA PRATIWI (1810018512006) BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (361kB)
	Text 3 DAYANA BELIA PRATIWI (1810018512006) BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (594kB)
	Text 3 DAYANA BELIA PRATIWI (1810018512006) BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (117kB)
	Text 3 DAYANA BELIA PRATIWI (1810018512006) BAB V.pdf Download (109kB)
	Text 3 DAYANA BELIA PRATIWI (1810018512006) DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (178kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan kepribadian tokoh utama dan hubungan intertekstual perkembangan kepribadian tokoh utama dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dan Nayla karya Djenar Maesa Ayu. Teori yang menjadi acuan adalah pendapat Satinem (2019) dan Klarer (2004) tentang struktur intrinsik, Erikson dalam Alwisol (2018) tentang struktur ekstrinsik, khususnya, perkembangan kepribadian, dan pendapat Endraswara (2011) tentang kajian intertekstual. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Objek penelitian adalah teks novel Ronggeng Dukuh Paruk dan Nayla. Teknik analisis data yaitu mengelompokan, mendeskripsikan, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: pertama, merujuk kepada teori perkembangan kepribadian Erikson, pengarang menceritakan kepribadian Srintil pada empat tahapan usia yaitu; masa latensi dengan kepribadian tekun menjalani syarat-syarat untuk menjadi ronggeng karena diperlakuan istimewa oleh lingkungannya; masa remaja dengan kepribadian kekacauan identitas karena Srintil menyalahkan statusnya sebagai ronggeng yang menyebabkan Rasus pergi meninggalkannya; masa dewasa awal dengan kepribadian mengisolasi diri karena Srintil malu dengan dirinya yang berstatus mantan narapidana PKI; dan masa dewasa madya dengan kepribadian generativitas karena lingkungannya mulai memperlakukan Srintil layaknya perempuan terhormat. Kedua, pengarang Nayla menciptakan kepribadian tokoh Nayla hanya pada empat tahapan usia yaitu; masa laten dengan kepribadian rendah diri karena Nayla sering diperlakukan kejam dan dilecehkan secara seksual; masa remaja dengan kepribadian kekacauan identitas karena semua orang-orang terdekat Nayla tidak menerima keberadaannya; dewasa awal dengan kepribadian mengisolasi diri karena Nayla tidak pernah mendapatkan kasih sayang orang tua sehingga ia tidak percaya dengan cinta; dan masa dewasa madya dengan kepribadian stagnasi karena Nayla trauma dengan masa lalunya. Ketiga, hubungan intertekstual perkembangan kepribadian tokoh Srintil dan Nayla terbentuk karena pengarang Nayla melakukan ekspansi (pengembangan), konversi (pemutarbalikkan hipogram), modifikasi (pengubahan pada tataran sastra), dan ekserp (intisari) dari novel yang menjadi hipogramnya sehingga terjadi peresapan teks yang membentuk hubungan persamaan dan perbedaan dari perkembangan kepribadian tokoh Srintil dan Nayla. Kesimpulan penelitian ini yaitu teks-teks yang dipinjam oleh pengarang Nayla dari hipogramnya ditransformasikan dan diolah secara halus dan implisit sehingga karyanya lebih orisinil dan berbeda dari hipogramnya. Kata kunci: Kajian Intertekstual, Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, Nayla Karya Djenar Maesa Ayu, Perkembangan Kepribadian, Tokoh Utama.

Actions (login required)

View Item