Lidia, Ningsih and Yetty, Morelent and Diana, Chitra Hasan (2021) Analisis Intertekstual dalam novel Terusir karya Hamka, novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El Saadawi, dan novel Perempuan Terpasung karya Hani Naqshabandi. Masters thesis, UNIVERSITAS BUNG HATTA.
Text
abstrak.pdf Download (88kB) |
|
Text
bab i.pdf Download (157kB) |
|
Text
bab ii-iv.pdf Restricted to Registered users only Download (653kB) |
|
Text
bab v.pdf Download (26kB) |
|
Text
cover.pdf Download (649kB) |
|
Text
daftar pustaka.pdf Download (12kB) |
|
Text
lampiran.pdf Download (377kB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) persamaan dan perbedaan struktur novel Terusir karya Hamka, novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El Saadawi, dan novel Perempuan Terpasung karya Hani Naqshabandi, (2) nilai-nilai sosial dalam novel Terusir karya Hamka, novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El Saadawi, dan novel Perempuan Terpasung karya Hani Naqshabandi, (3) implikasi terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Teori yang digunakan adalah teori yang dikemukakan oleh Renne Wallek dan Austin Warren (2014) tentang sastra,Julia Kristeva (2011) tentang intertekstual, Horton dan Hunt (2014) tentang nilai sosial.Penelitian ini menggunakan metode kulitatif deskriptif. Objek penelitian adalah novel Terusir karya Hamka, novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El Saadawi, dan novel Perempuan Terpasung karya Hani Naqshabandi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teks novel Terusir karya Hamka, Perempuan di Titik Nol karya Nawal El Saadawi, dan Perempuan Terpasung karya Hani Naqshabandi memiliki hubungan yang bermakna antara tokoh dan penokohan, alur, latar, tema perjuangan, keadilan, tokoh yang berperan dan akhir cerita. Hasil analisis data disimpulkan bahwa interteks dari ketiga novel yaitu tokoh dan penokohan dalam novel Terusir karya Hamka, berhipogram dan perluasan atau pengemabnagn pada novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El- Saadawi, dan novel Perempuan di Titik Nol berhipogram pada novel Perempuan Terpasung karya Hani Naqshabandi. Alur novel Terusir karya Hamka mempunyai alur yang sama dengan novel Perempuan Terpasung karya Hani Naqshabandi, sedangkan novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El- Saadawi terdapat perbedaan alur dengan novel Terusir karya Hamka dan novel Perempuan Terpasung karya Hani Naqshabandi. Latar yang terdapat pada ketiga novel ini berhipogram ekspansi atau perluasan, pengembangan dari Negara Timur, yang dimulai dari Negara Indonesia, Mesir dan Arab Saudi. Dapat disimpulkan bahwa ketiga novel ini memilki hubungan yang bermakna atau berinterteks dari segi tema.Terdapat kesamaan tujuan pengarang untuk mengangkat masalah kehidupan perempuan, yaitu keinginan untuk mendapatkan keadilan serta nilai sosial didalam novel. Kajian intertekstualitas ini memiliki implikasi dengan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, di mana siswa dapat mencontoh perjuangan dan keberanian serta etikauntuk bertindak di dalam masyarakat. Temuan tersebut membuktikan bahwa terdapat hubungan intertekstual dalam novel Terusir karya Hamka, novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El Saadawi, dan novel Perempuan Terpasung karya Hani Naqshabandiyang sesuai dengan periode pembuatan karya, hal itu terbukti bahwa ketiga novel ini sama-sama membahas persoalan tentang perempuan di negara bagian timur. Kata kunci : intertekstual, novel,nilai sosial, Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Program Pascasarjana > Pendidikan Bahasa Indonesia |
Depositing User: | Hermanto Hermanto |
Date Deposited: | 11 May 2021 02:11 |
Last Modified: | 11 Jun 2021 07:53 |
URI: | http://repo.bunghatta.ac.id/id/eprint/3773 |
Actions (login required)
View Item |