PENGARUH PEMBERIAN IKAN RUCAH DENGAN FREKUENSI YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN KEPITING BAKAU (Scylla serrata) SISTEM Recirculating Aquaculture System (RAS) PADA APARTEMEN

Zavira, Mayzuri and Abdullah, Munzir (2024) PENGARUH PEMBERIAN IKAN RUCAH DENGAN FREKUENSI YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN KEPITING BAKAU (Scylla serrata) SISTEM Recirculating Aquaculture System (RAS) PADA APARTEMEN. Diploma thesis, Universitas Bung Hatta.

[img] Text
BAB 1 PENDAHULUAN.pdf

Download (134kB)
[img] Text
COVER, HALAMAN PENGESAHAN, ABSTRAK, DAFTAR ISI.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.pdf

Download (179kB)
[img] Text
BAB 3 METODE PENELITIAN.pdf

Download (346kB)
[img] Text
BAB 4 HASIL PENELITIAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (567kB)
[img] Text
BAB 5, DAFTAR PUSTAKA, LAMPIRAN.pdf

Download (1MB)
[img] Text
FULLTEXS_SKRIPSI_ZAVIRA MAYZURI.pdf.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

Permintaan yang meningkat untuk kepiting bakau, baik di pasar domestik maupun internasional, menyebabkan peningkatan eksploitasi dan penurunan populasi. Budidaya kepiting bakau mulai dikembangkan untuk memenuhi permintaan ini. Salah satu teknologi budidaya berkelanjutan yang sedang dikembangkan adalah Recirculating Aquaculture System (RAS) Pada Apartemet. Sistem ini mengoptimalkan kualitas lingkungan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup kepiting. Penelitian ini akan fokus pada pengaruh frekuensi pemberian pakan ikan rucah dalam sistem RAS terhadap pertumbuhan kepiting bakau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2024 di Sungai Nipah, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu: Perlakuan A satu kali sehari pada pukul 22.00 WIB, perlakuan B dua kali sehari pada pukul 22.00 dan 17.00 WIB, serta perlakuan C tiga kali sehari pada pukul 22.00, 08.00, 17.00 WIB. Kelangsungan Hidup (SR) tertinggi terdapat pada perlakuan A dan B dengan rata-rata 100% dan yang terendah pada perlakuan C dengan rata-rata 33%. Namun secara statistik tidak berbeda nyata. Dari hasil berat kepiting bakau antar perlakuan tidak berbeda nyata, dimana perlakuan tertinggi pada perlakuan A dengan rata-rata 52.00±21.17g diikuti pada perlakuan B dengan rata-rata 41.00±23.64g. Sedangkan yang terendah terjadi pada perlakuan C 18.00±10.40g. Dari hasil panjang kerapas kepiting bakau antar perlakuan tidak berbeda nyata, dimana perlakuan tertinggi pada perlakuan A dengan rata-rata 1.90±0.87cm diikuti pada perlakuan B dengan rata-rata 0.93±0.65cm. Sedangkan yang terendah terjadi pada perlakuan C 0.60±0.35cm. Dari hasil lebar kerapas kepiting bakau antar perlakuan tidak berbeda nyata, dimana perlakuan tertinggi pada perlakuan A dengan rata-rata 1.60±0.70cm diikuti pada perlakuan B dengan rata-rata 1.17±0.66cm. Sedangkan yang terendah terjadi pada perlakuan C 0.80±0.46cm. Dari hasil laju pertumbuhan spesifik (SGR) kepiting bakau antar perlakuan tidak berbeda nyata, dimana perlakuan tertinggi pada perlakuan A dengan rata-rata 4.55±0.14% diikuti pada perlakuan B dengan rata-rata 4.45±0.18%. Sedangkan yang terendah terjadi pada perlakuan C 4.24±2.71%. Dari hasil tingkat molting kepiting bakau antar perlakuan tidak berbeda nyata, dimana perlakuan tertinggi pada perlakuan A dan B dengan rata-rata 67±0.58% Sedangkan pada perlakuan C tidak pernah terjadi molting. Kualitas air yang diperoleh selama penelitian masih dikategorikan layak untuk pertumbuhan kepiting bakau. Kualitas air pada suhu 26-28oC, salinitas 20 ppt, pH 6-7, dan DO 4-5 mg/l. Kata Kunci: RAS, Frekuensi Pakan, SR, Pertumbuhan Berat, Panjang karapas, Lebar karapas, SGR, Tingkat Molting.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Budidaya Perairan
Depositing User: BDP FPIK
Date Deposited: 04 Sep 2024 06:53
Last Modified: 04 Sep 2024 06:53
URI: http://repo.bunghatta.ac.id/id/eprint/21859

Actions (login required)

View Item View Item